(Jakarta, 12/10/2011) Segala bentuk kekerasan dan serangan
terorisme yang terjadi di berbagai fasilitas tempat keramaian
dan bahkan tempat ibadah seperti gereja dan mesjid, kemudian
merambah ke perumahan melalui telah mengobarkan rasa takut. Kebebasan
kita dari rasa takut telah direbut. Hak asasi kita telah
diinjak-injak.
Fenomena tersebut telah
menciptakan keprihatinan yang mendalam. Kita kembali terkenang
dengan serangan teror terbesar di negeri ini. Sembilan tahun
yang lalu, tanggal 12 Oktober 2002, terjadi serangan teroris
Bom Bali I yang menewaskan setidaknya 202 korban jiwa. Kita
ingin serangan teroris tersebut tidak pernah terjadi lagi. Kita
ingin tidak ada lagi putra bangsa yang rela jadi pelaku bom
bunuh diri. Kita tidak ingin ada lagi segala bentuk kekerasan
yang terjadi di muka bumi ini. Kita harus intropeksi dan mawas
diri, bahwa kekerasan dan ancaman terorisme ada, dan perlu kita
tanggulangi bersama.
Untuk itu Asosiasi Korban Bom
Terorisme di Indonesia (ASKOBI), Damien Dematra, Nasir Abas,
Lazuardi Birru dan Forum Komunikasi Eks Afghanistan, Eks Geng
Coker Ambon, SMAN 6 Jakarta, SMUN 1 Denpasar bertekad bulat
mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan serta dalam
melakukan Aksi Damai Menentang Segala Bentuk Kekerasan di Muka
Bumi Ini dengan penggalangan “Tanda Tangan Terpanjang Menentang
Kekerasan di atas Kain Kafan”. Tanda tangan tersebut nantinya
akan digunakan untuk pemecahan rekor dunia dari The Royal World
of Record. Tanda tangan Anda merupakan bentuk kepedulian. Satukan
tekad kita untuk ciptakan bangsa yang cinta damai, dengan
menentang aksi kekerasan.
Hasil penggalangan tandatangan di
atas kain kafan sepanjang 1,4 km tersebut dibentangkan di
Bundaran HI dan diverifikasi oleh Royal World Records dan Museum
Rekor Dunia - MURI pada tanggal 12 Oktober 2011 Pukul 16:30 s/d
17:00 wib. Tanda tangan di atas kain kafan ini melebihi target
awal yang, semula, hanya sepanjang 100 meter; namun, karena
dukungan yang begitu besar dari masyarakat, kain kafan ini
menjadi 1,4 km. Pada siang harinya, kain kafan ini juga telah
dipajang sepanjang Kuta Bali. Acara di Bundaran HI pada sore
hari kemudian dilanjutkan dengan pemberian penghargaan Pemecahan
Record Dunia Tanda Tangan Terpanjang Aksi Damai Menentang
Kekerasan.
Rangkaian acara ini ditutup dengan Peluncuran Film Dokumenter
“Nasir Abbas-Captain Jihad”. Tokoh yang diangkat dalam film ini
adalah Nasir Abas, mantan Ketua Mantiqi 3 Jamaah Islamiyah. Film
dokumenter ini rencananya akan didistribusikan ke berbagai
pesantren dan sekolah sebagai bagian dari penyuluhan tentang
makna Jihad yang sebenarnya dan bahwa Islam adalah Agama damai. Dengan
film ini, diharapkan juga agar generasi muda semakin menghayati
makna Islam yang sesungguhnya, sebagai agama yang rahmatan
lil ‘alamin—agama
yang membawa rahmat bagi seluruh makhluk, yang artinya
memberikan kebaikan bagi semua makhluk di bumi.
Latar belakang pembuatan film ini
sendiri dimulai pada Mei 2009. Ketika sedang membuat research
untuk novel dan skenario film Demi Allah Aku Jadi Teroris,
Damien pertama kali bertemu dengan Nasir Abas. Damien Dematra,
sebagai seorang yang peduli dengan isu-isu kemanusiaan,
terinspirasi dengan transformasi yang dialami oleh Nasir Abas
dan memutuskan untuk membuat film tentang beliau. Menurut
Damien, sebenarnya, awalnya ia berencana untuk membuatnya dalam
versi film cerita, namun karena keterbatasan dana, film ini
dibuat dalam bentuk dokumenter dan dibutuhkan lebih dari 2 tahun
untuk menyelesaikan projek film ini.
Seluruh kegiatan-kegiatan ini diharapkan
dapat menjadi salah
satu pengingat
bagi seluas-luasnya masyarakat tentang pentingnya hidup dalam
perdamaian di atas berbagai
keyakinan dan
perbedaan sesuai
hakikat yang dibawa dalam setiap agama.
Acara ini dihadiri oleh para duta
besar, Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2 dan Tokoh-tokoh
masyarakat.
|