Jakarta, 2 September 2009 - Pada hari Selasa,
tanggal 1 September 2009, Sineas Damien Dematra bersama Fajar Riza
Ul Haq dan tim dari Maarif Institute bertemu dengan Drs. H.M. Jusuf
Kalla, Wakil Presiden RI di kediamannya, di jalan Diponegoro, dalam
rangka wawancara bagi pengumpulan materi film “Ahmad Syafii Maarif –
Si Anak Kampoeng: Sebuah Trilogi”. Dalam pertemuan itu, hadir pula
Bapak Azyumardi Azra, Deputi Seswapres dan Syahrul Ujud, S.H.
Menurut Jusuf Kalla, Ahmad Syafii Maarif adalah seorang tokoh
nasional yang banyak memberikan pencerahan dan pikiran-pikiran
plural yang jernih dan kritis namun tetap dalam konteks situasi
persatuan nasional. Ahmad Syafii Maarif adalah seorang tokoh yang
dapat mengembangkan sikap kritisme yang santun.
Saat ditanyakan mengenai kesan terhadap kehidupan Ahmad Syafii
Maarif yang akan difilmkan, ia berpendapat bahwa film mengenai
pemikiran Buya patut disimak, dipelajari, dan dijadikan teladan.
“Ahmad Syafii Maarif – Si Anak Kampoeng: Sebuah Trilogi”
disutradarai oleh Damien Dematra, yang telah memproduksi film layar
lebar “Di Atas Kanvas Cinta”. Dua puluh empat film garapannya dari
berbagai genre sedang dalam tahap post-production. Selain sutradara,
Damien Dematra adalah fotografer, pelukis, dan penulis. Berbagai
puluhan penghargaan internasional sebagai fotografer telah
diraihnya, di antaranya International Master Photographer of the
Year. Damien juga telah menghasilkan 365 karya lukis dan 32 buah
novel--lima di antaranya telah diterbitkan di Indonesia:
Soulmate-Belahan Jiwa, Angels of Death-Kumpulan Kisah Malaikat Maut,
If Only I Could Hear-Kisah Suara Hati, dan dua buah novel dengan
nama lain: Katyana (Tarian Maut) dan Mark Andrew (Ku Tak Dapat Jalan
Sendiri). Saat ini, ia juga tengah menggarap film layar lebar Demi
Allah, Aku Jadi Teroris.
Film trilogi ini diangkat dari buku autobiografi Ahmad Syafii
Maarif: "Titik-Titik Kisar di Perjalananku" dan wawancara. Film
pertama berisi pesan bahwa setiap anak, tanpa memandang di mana ia
dilahirkan dan dibesarkan, dapat mengikuti jalannya dan melakukan
hal-hal yang besar. Film ini akan tayang pada bulan Maret 2010. Film
kedua akan diluncurkan pada bulan Juni 2010, bertepatan dengan ulang
tahun Muhammadiyah yang ke-100. Rencananya, film ini juga akan
diputar di Muktamar Muhammadiyah, di Yogyakarta. Film kedua berisi
tentang perjuangan seorang anak manusia yang penuh liku dalam
mengembangkan pemahamannya, menemukan dirinya, merubah pemahamannya
dari seorang yang mencita-citakan hadirnya Negara Islam Indonesia
menjadi seorang yang inklusif, pluralis, dan terus memperjuangkan
keyakinannya sampai sekarang. Film ketiga dari trilogi ini adalah
mengenai keseharian dan aktifitas Syafii Maarif, di rumah maupun
aktifitasnya di luar, dan rencananya akan ditayangkan pada bulan
Desember 2010.
|