Pangeran Damien Dematra adalah seorang
peraih 8 nominasi Nobel Peace Prize.
aktivis perdamaian, filantropis, humanitarian, sutradara film, novelis,
penulis naskah, produser, fotografer internasional, dan pelukis.
Ia diangkat secara resmi sebagai Pangeran (Kanjeng Pangeran Haryo) oleh
Keraton Surakarta Hadiningrat. Dan sebuah jabatan bergengsi sebagai
Pangeran Adipati dianugerahkan kepadanya dari Grand Royal Palace
Buleleng Bali. Gelar Kanjeng Pangeran juga diberikan oleh Puri
Pakualaman Yogyakarta. Gelar dan jabatan tersebut diberikan atas
kontribusinya yang besar bagi perdamaian, budaya, dan kemanusiaan.
Selain itu, banyak kerajaan dan Istana kerajaan menghormati
pencapaiannya dengan mengangkatnya sebagai Pangeran dan atau Pangeran
Kehormatan baik di dalam maupun di luar negeri.
Ia telah menulis 101 novel dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia, 81
film dan skenario TV, serta memproduksi 48 film dalam berbagai genre;
Diantaranya adalah Obama Anak Menteng yang didistribusikan secara
internasional, film pemenang penghargaan Si Anak Kampoeng ('The Village
Boy'), L4 Lupus, film pemecah rekor Dream Obama, [1] I'M STAR, Ayo
Bermain, Ghost, Dorce Vs. Hantu, dan film dokumenter: Gus Dur the Final
Year, Obama and Me, Captain Jihad.
Sebagai seorang fotografer, ia menerima dua pencapaian tertinggi dalam
fotografi: 'Fellowship in Portraiture and Art Photography' dari Master
Photographer Association dan banyak penghargaan internasional, seperti
'International Master Photographer of the Year.
Sebagai pelukis, Damien Dematra telah menghasilkan ribuan sketsa dan
lukisan, di antaranya 365 lukisan yang dilukis hanya dalam satu tahun.
Profil dan karyanya telah dipublikasikan oleh media internasional
seperti Time, CNN, The Wall Street Journal, BBC, AP, AFP, Reuters, USA
Today, ABC, NBC, New York, Forbes, Washington Post, Los Angeles Times,
Channel NewsAsia, Al Jazeera TV, NHK Japan, KBS (Korea), TV 3 Malaysia,
Iran TV, dll. Novel-novelnya dalam bahasa Indonesia yang telah
diterbitkan adalah: Letters to God (with the people living with lupus),
Mahaguru (trilogi ke-2 'New York'), Samawi (trilogi ke-2 'Bulan di atas
Ka'bah'), Obama & Pluralisme, Dear President Obama, Messages to
President Obama, Moon above Ka'bah, New York (1st trilogy), Obama & Me,
They Said I'm a Kafir, Mom, I Have to Go, A Dozen Ramadhan a Year, You
Burn I Burn, Yogyakarta, Obama from Asisi, L4 Lupus, When I Touch the
Sky, The Arrow, Little Obama, The Kampung Boy - novel yang diangkat dari
kisah hidup Buya Ahmad Syafii Maarif, yang mendapat penghargaan
terhormat dari Ramon Magsaysay Foundation, Filipina , Sejuta Doa untuk
Gus Dur, Sejuta Hati untuk Gus Dur, Ternyata Saya Muslim, [terinspirasi
dari grup musik Debu (asal grup musik Dust on the Road, USA)], Dengan
Nama Allah Aku Menjadi A Terrorist, God Please Don't Let Us Apart,
Soulmate, Angels of Death, Seandainya Aku Bisa Mendengar, I Am Who I Am
- Kisah Dorce, Kartosoewirjo: Pahlawan atau Terr orist? (novel sejarah),
Gus Dur ,. Dua novelnya yang berjudul The Deadly Dance (oleh Katyana)
dan I Can't Walk Alone (Mark Andrew). Novel-novelnya yang akan segera
diterbitkan adalah Ibrahim (trilogi ke-3 New York), Jihad (trilogi ke-3
Mahaguru), Kematian Sasi dan Kehidupan Amai, Massa Pluralisme, Demi
Allah, Putraku Menjadi Teroris ( akan difilmkan), The 10th Sunan - novel
perbandingan, Gus Dur dan Pahlawan Nyentrik di Negeri Upbeat - satir,
Wanita Liar di Burqa, Bus Terakhir, dan When God is Playing.
Ia adalah penggagas dan koordinator nasional Gerakan Peduli Pluralisme
sekaligus ketua kelompok Gerakan Menulis Nasional se-Indonesia.
Pangeran Damien saat ini memegang 13 rekor dunia, di antaranya: sebagai
penulis tercepat di dunia, penulis dengan novel tercepat yang
diterbitkan, fotografer tercepat di dunia, pelukis tercepat di dunia,
penulis buku paling tebal di dunia, produksi film fitur tercepat dalam
sejarah dari penulisan naskah hingga pemutaran perdana dalam 9 hari 17
hari dan 45 menit.
Damien memenangkan ratusan penghargaan internasional di berbagai
kompetisi & festival film di AS, Eropa, dan Asia, termasuk sutradara
terbaik dan skenario film terbaik.
Pada tahun 2011, ia mendirikan Festival Film Internasional untuk
Perdamaian, Inspirasi, dan Kesetaraan (IFFPIE).
Pada 2012, ia mendirikan International Film Festival for Environment,
Health, and Culture (IFFEHC), International Film Festival for Comedy,
Romance, and Musical (IFFCRM), dan International Film Festival for
Spirituality, Religion, and Visionary (IFFSRV), dan menjadi direktur
festival. Dia juga pendiri dan direktur Duta Perdamaian Internasional
(IPA).
Pada tahun 2013, Dematra mendirikan program aliansi festival bernama FFA
(Film Festivals Alliance) yang didedikasikan untuk semua pembuat film.
Pada 2014, ia memprakarsai Dewan Kreatif Rakyat bersama dengan banyak
pejabat, politikus, jurnalis, dan aktivis budaya.
Pada 2015, Dematra memenangkan Best Director dari American Movie Awards.
Pada tahun 1982, Steven Spielberg juga mendapatkan penghargaan yang sama.
Meryl Streep, Clint Eastwood, Sally Field juga memenangkan penghargaan
di festival ini.
Pada 2016, Pangeran Dematra menerima penghargaan Sutradara Terbaik di
Spanyol. Dematra juga menerima White Lion Award dari Kerajaan Tallo. Ia
juga menerima "Anggota Paling Terhormat" dari kerajaan Negara, Bali.
Pada 2017, Pangeran Dematra memecahkan rekor sebagai Sutradara Terbaik
dua tahun berturut-turut di Mountain Film Festival, AS. Ia juga
memecahkan rekor sebagai The First Asian Director yang menerima gelar
Sutradara Terbaik.
Pada tahun 2018 Pangeran Damien menjadi salah satu pendiri Visions of
Peace; sebuah inisiatif internasional untuk membawa perdamaian kepada
generasi muda usia 5-18 tahun yang berpusat di New York.
Pada 2019, Pangeran Damien memprakarsai Hari Perdamaian Nusantara
bersama banyak raja, sultan, keluarga kerajaan dan Majelis Adat
Nusantara.
Pada tahun 2020, Pangeran Damien memprakarsai Hari Kebudayaan
Internasional dan Gerakan Kebudayaan untuk Perdamaian dan diluncurkan di
Istana Kesultanan Kacirebonan. Gerakan ini menjadi viral dan 150 negara
dan kerajaan telah bergabung dengan ICD hanya dalam beberapa bulan saja
dan membuatnya dihormati dengan menerima banyak penghargaan dari
berbagai negara termasuk Mahatma Gandhi Peace Prize, International Man
of Peace, Prince of Peace, Man of Peace of the Decade, International Man
of Tolerance, Man of the Year, Royalty Achievement Awards, Lifetime
Achievement Awards, dan banyak lagi.
Pada 2021, sebuah majalah bergengsi dari Amerika Serikat, memilihnya
sebagai Man of the Year dan sebagai sampul Majalah. Ia juga mendirikan
Dewan Perdamaian & Budaya Dunia.
KARYA
Sebagai sutradara, karya-karya yang
dihasilkan antaa lain:
Di Atas Kanvas Cinta (2009)
Obama Anak Menteng (2010)
Si Anak Kampoeng (2011)
The Conversion Of A Terrorist (2011)
GusDur-Abdurrahman Wahid The Movie: The Documentary (2012)
Obama and Me (2012)
Dream Obama (2012)
L4 Lupus (2012)
Love Is Popcorn {2013)
I'm Star (2013)
Let's Play, Ghost (2013)
Majapahit: The Documentary (2015)
Little Gatot Kaca (2015)
From Seoul To Jakarta (2015)
Scavenger (Post-Production)
Dorce Vs. Hantu (Post Production)
Digilir Ala Genderuwo (Post-Production)
King Of The Sun: Majapahit (Production)
Sebagai Novelist, karya-karya yang
dihasilkannya antara lain:
Demi, Allah Aku Jadi Teroris
Obama Anak Menteng
Ketika Aku Menyentuh Awan
Mama, Aku Harus Pergi
Tenyata Aku Sudah Islam
Dream Obama
Obama and Pluralism: Buku Tertebal Di Dunia
King Of The Sun: Majapahit
Mahaguru: Kisah hidup Hasjim Asy'ari
Bulan Di Atas Ka'bah
Sejuta Hati Untuk GusDur-Abdurrahman Wahid (Penulisan Novel Tercepat Di
Dunia
Sejuta Doa Untuk Gusdur-Abdurrahman Wahid
Kopiah Gusdur-Abdurrahman Wahid
Si Anak Kampoeng: Kisah Masa Kecil KehidupanAhmad Syafii Maarif
Si Anak Panah: Kisah Hidup Ahmad Syafii Maarif
In Search Of God
Little Obama
Yogyakarta
Surat Untuk Tuhan
Tuhan, Jangan Pisahkan Kami
Dorce: Aku Adalah Aku (Kisah Hidup Dorce Gamalama)
Messages To President Obama
Art Obama
Obama and Me
If Only I Could Here
Ku Tak Dapat Jalan Sendiri
Ramadan Untuk Sakinah
Selusin Ramadan Setahun
Tarian Maut
Natal Untuk Sekolah
Kau Bakar Aku Bakar
Angel Of Death
New York
Samawi
Love Story
Kartosoewirjo: Pahlawan atau Teroris
L4 Lupus
Gates of Heaven
Menulis Itu Gampang
Soulmate
Kata Mereka Aku Kafir
Damien Dematra belajar melukis pertama kali pada tahun 1998 di bawah
bimbingan langsung almarhum pelukis senior, Mustika, yang dilanjutkan
dengan belajar secara autodidak dengan bereksperimen langsung dengan
berbagai macam teknik dan media.
Pada tahun 2005-2006 Damien mengalami "kegilaan dalam eksplorasi seni
lukis" sehingga berhasil menyelesaikan 365 lukisan dengan berbagai style
dan lebih dari 1000 sketsa dalam kurun waktu setahun. Masa "gila" ini
akhirnya berakhir setelah Damien menemukan "kegilaan" yang baru dalam
dunia tulis-menulis dan film-making.
Damien memutuskan untuk "turun gunung" dan melukis kembali untuk
membantu Yayasan Lupus Indonesia dan memeriahkan kedatangan Presiden
Barack Obama. Pemberontakan Damien Dematra untuk tidak mau dipenjarakan
oleh suatu aliran dan style dalam melukis membuatnya memutuskan
menggunakan tiga gaya berbeda dalam pameran tunggal ini, yaitu: 10
lukisan beraliran ekspresionis, 10 lukisan beraliran pop art, dan 10
lukisan beraliran minimalis (white on white).
Unsur realis dalam lukisan-lukisannya sengaja dihindari guna memberi
dinamika pada karya-karyanya tersebut; apalagi realisme sejati dari
Obama Anak Menteng (OAM) sudah terwujud dalam bentuk sinematografi.
Di Awal 2011, Damien mempergunakan teknik lukis tambal-timbul dengan
style green on green dan minimalis. Warna hijau diartikan sebagai warna
kesuburan, di mana diharapkan pluralisme yang dikembangkan oleh Gus Dur
dapat semakin subur di hati masyarkat Indonesia. Damien memamerkan 20
lukisan ukuran besar di oameran tersebut.
Selain Gus Dur, Damien juga telah melukis Sri Sultan Hamengkubuwono X
dan Ratu Hemas , Presiden B.J. Habibie dan istri dan salah satu
lukisannya tentang Presiden Obama telah diterima secara khusus di Gedung
Putih.
Sayangnya karena banjir yang melanda Jakarta, sebagian besar karya-karya
Lukis Damien Dematra hancur lebur. Kekecewaan ini membuat Damien menolak
untuk memenuhi beberapa undangan untuk memamerkan karyanya di Eropa dan
Amerika.
PAMERAN:
2010-Pameran Tunggal Damien Dematra: Obama Anak menteng di Aula SDN
Menteng dan dibuka oleh Wk. Dubes USA Ted Osius.
2010-Pameran Tunggal Damien Dematra : Obama and the Giants di Galeri
Cipta II, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Dibuka oleh Raam
Punjabi dan Dorce Gamalama dan diliput secara khusus oleh Wall Street
Journal.
2010-Pameran Tunggal Damien Dematra: The fastest di Dharmawangsa Lobby.
Dibuka oleh Jaya Suprana sekaligus memverifikasi usaha pembuatan rekor
dunia Pelukis Tercepat.
2011-Pameran Tunggal Damien Dematra: Gus Dur in Green di Galeri Cipta
II, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Dibuka oleh Frans
Magnis Suseno, Gus Nuril, Mayjend (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya, Prof .
Azyumardi Azra (cendekiawan muslim), KH. Dr. Masdar Farid Mas’udi (pimpinan
PBNU), Jaya Suprana, Pdt. DR. Karel Erari (Ketua Persekutuan
Gereja-Gereja di Indonesia), Pdt. Nugroho Tjahyadi (Ketua Asosiasi
Pendeta Indonesia), Ibu Lily Wahid (adik Gus Dur), dan Ayu Azhari (artis).
Daftar Penghargaan:
Sutradara Terbaik dari American Movie Awards untuk film Let's Play,
Ghost
Film Cerita Panjang Terbaik Award of Excellence dari IndieFEST Film
Awards untuk film Let's Play, Ghost
Sutradara Terbaik Award of Excellence dari IndieFEST Film Awards untuk
film Let's Play, Ghost
Sinematografi Terbaik Award of Merit dari IndieFEST Film Awards untuk
film Let's Play, Ghost
Gold Reel Award 2013 dalam kategori Film Cerita Panjang dari Nevada
International Film Festival untuk film Let's Play, Ghost
Nominasi Best Film dari Madrid International Film Festival untuk film
Let's Play, Ghost
Nominasi Best Director dari Madrid International Film Festival untuk
film Let's Play, Ghost
Nominasi Best Producer of a Feature Film dari Madrid International Film
Festival untuk film Let's Play, Ghost
Nominasi Best Feature Film dari Madrid International Film Festival untuk
film Let's Play, Ghost
Nominasi Best Directing of a Foreign Language Feature Film dari St.
Tropez International Film Festival untuk film Let's Play, Ghost
Nominasi Best Foreign Language Film dari St. Tropez International Film
Festival untuk film Let's Play, Ghost
Nominasi Best Director of a Foreign Language Film dari St. Tropez
International Film Festival untuk film Let's Play, Ghost
Sutradara Terbaik Award of Excellence dari Accolade Competition untuk
film Let's Play, Ghost
Film Panjang Terbaik Award of Merit dari Accolade Competition untuk film
Let's Play, Ghost
Film Cerita Terbaik (Best Narrative Feature) dari Alaska International
Film Awards untuk film Let's Play, Ghost
Film Cerita Panjang Terbaik Platinum Award dari Oregon International
Film Awards untuk film Let's Play, Ghost
Best Foreign Film Competition Gold Award dari California Film Awards
untuk film Let's Play, Ghost
Best Film Gold Lion Award dari Barcelona International Film Festival
untuk film Let's Play, Ghost
Best Foreign Film dari Colorado Film Festival untuk film Let's Play,
Ghost
Rising Star Award dari Canada International Film Festival dalam kategori
Foreign Film Competition untuk film Let's Play, Ghost
Sutradara Terbaik Award of Merit dari Accolade Competition untuk film
Dream Obama
Nominasi Best Director of a Foreign Film dari London International Film
Festival untuk film Dream Obama
Nominasi Best Director of a Foreign Language Feature Film dari Madrid
International Film Festival untuk film Dream Obama
Penyutradaraan Terbaik Award Of Merit dari IndieFEST Film Awards untuk
film Dream Obama
Tercatat sebagai film yang pembuatannya paling cepat di dunia oleh
Museum Rekor Dunia Indonesia-MURI untuk film Dream Obama
Tercatat sebagai The fastest feature film ever made oleh Royal World
Records untuk film Dream Obama
Film Feature Terbaik Award of Excellence dari Accolade Competition untuk
film Dream Obama
Feature Film Terbaik Award of Merit dari IndieFEST Film Awards untuk
film Dream Obama
Feature Film Terbaik Silver Screen Award dari Nevada International Film
Festival untuk film Dream Obama
Best Faith and Spirituality Award of Merit Film dari San Fransisco Film
Awards untuk film Si Anak Kampoeng
Silver Screen Award dari Nevada International Film Festival untuk film
Si Anak Kampoeng
Film Cerita Terbaik dari London International Film Festival untuk film
Si Anak Kampoeng
Sutradara Terbaik dari London International Film Festival untuk film Si
Anak Kampoeng
Editor Terbaik (bersama Virda Anggraini) dari London International Film
Festival untuk film Si Anak Kampoeng
Shortlist Film Terbaik dari Jaipur International Film Festival untuk
film Si Anak Kampoeng
Official Selection dalam International Social Uprising Resistance and
Grassroots Encouragement untuk film Si Anak Kampoeng
Best Screenplay dari Los Angeles Movie Awards untuk film Si Anak
Kampoeng
Film Internasional Terbaik Award of Excellence dari Los Angeles Movie
Awards untuk film Si Anak Kampoeng
Film Terbaik di Interculture International Film Festival untuk film Si
Anak Kampoeng
Penghargaan khusus dari Lucerne International Film Festival untuk film
Si Anak Kampoeng
Official Selection dalam World Kids Film Festival untuk film Si Anak
Kampoeng
Feature Film Terbaik Award of Recognition dari IndieFEST Film Awards
untuk film Si Anak Kampoeng
Sutradara Film Terbaik dari American International Film Festival (AIFF)
untuk film Si Anak Kampoeng
Film Cerita Terbaik dari American International Film Festival (AIFF)
untuk film Si Anak Kampoeng
Film Asing Terbaik dari American International Film Festival (AIFF)
untuk film Si Anak Kampoeng
Sutradara Film Asing Terbaik dari American International Film Festival (AIFF)
untuk film Si Anak Kampoeng
Film Terbaik Untuk Kategori Film 35 mm dari American International Film
Festival (AIFF) untuk film Si Anak Kampoeng
Sutradara Terbaik Untuk Kategori Film 35 mm dari American International
Film Festival (AIFF) untuk film Si Anak Kampoeng
Film Cerita Panjang Pertama Tentang penyakit Lupus eritematosus sistemik
dari Museum Rekor Dunia Indonesia-MURI untuk film L4 Lupus
The First Feature Film About Lupus eritematosus sistemik dari Royal
World Records untuk film L4 Lupus
Film Terbaik dari AIFF Festival untuk film L4 Lupus untuk film L4 Lupus
Sutradara Terbaik untuk Damien Dematra dari AIFF Festival untuk film L4
Lupus
Film Terbaik Award of Excellence dari Los Angeles Movie Awards untuk
film L4 Lupus
Feature Film Terbaik Award of Merit dari Accolade Competition untuk film
L4 Lupus
Nominasi Film Terbaik dari International Filmmaker Festival of World
Cinema London untuk film I'm Star
Nominasi Sutradara Terbaik dari International Filmmaker Festival of
World Cinema London untuk film I'm Star
Nominasi Skenario Terbaik dari International Filmmaker Festival of World
Cinema London untuk film I'm Star
Best Feature Narrative Gold Award Best dari California Film Awards untuk
film I'm Star
Film Terbaik Grand Jury Award dari Colorado International Film Festival
untuk film I'm Star
Film Cerita Panjang Terbaik Award of Excellence dari Accolade Global
Film Competition untuk film I'm Star
Sutradara Terbaik Award of Merit dari Accolade Global Film Competition
untuk film I'm Star
Penyutradaraan Terbaik Silver Award dari International Independent Film
Awards (IIFA) untuk film I'm Star
Film Cerita Panjang Terbaik dari IndieFEST Film Awards untuk film I'm
Star
Penulis Skenario Terbaik dari IndieFEST Film Awards untuk film I'm Star
Nominasi Film Terbaik (bersama Ilchi Lee dan Irene Christina) dari St.
Tropez International Film Festival untuk film From Seoul To Jakarta
Nominasi Penulis Skenario Terbaik (bersama Ilchi Lee) untuk film From
Seoul To Jakarta
Nominasi Sutradara Terbaik dari Madrid International Film Festival untuk
film From Seoul To Jakarta
Sinematografi Terbaik Award Of Merit dari Accolade Global Competition
untuk film From Seoul To Jakarta
Penghargaan Khusus untuk Sinematografi dari International Independent
Film Awards untuk film From Seoul To Jakarta
Piala Emas untuk kategori Feature Film dari Mexico International Film
Festival untuk film From Seoul To Jakarta
Gold Kahuna untuk kategori Feature Film dari Honolulu International Film
Festival untuk film From Seoul To Jakarta
Nominasi Best Feature Film dari Global Independent Film Awards untuk
film From Seoul To Jakarta
Nominasi Humanitarian Award dari Global Independent Film Awards untuk
film From Seoul To Jakarta
Nominasi Best Faith Based Film dari Global Independent Film Awards untuk
film From Seoul To Jakarta
Penyutradaraan Terbaik Paltinum Award dari International Independent
Film Awards (IIFA) untuk film Si Anak Kampoeng
Sinematografi Terbaik Platinum Award dari International Independent Film
Awards (IIFA) untuk film Si Anak Kampoeng
Skenario Terbaik Gold Award dari International Independent Film Awards (IIFA)
untuk film Si Anak Kampoeng
|
PROFILE
Prince Damien Dematra is 8th time Nobel
Peace Prize Nominee. He is a peace activist,
philanthropist, humanitarian, movie director, novelist, script writer,
producer, international photographer, and painter.
He was officially appointed as Prince (Kanjeng Pangeran Haryo) by the
Surakarta Hadiningrat Royal Palace. A royal position of Prince Grand
Duke was bestowed to him from the Grand Royal Palace of Buleleng Bali.
Prince Title from the Pakualaman Royal Palace of Yogyakarta. The titles
and positions were given for his big contributions to peace, culture,
and humanity. Beside these, many kingdoms and Royal Palaces honoured his
accomplishement by appointing him as Prince and or honorary Prince.
He has written 101 novels in dual languages, English and Indonesian, 81
films and TV scenarios, and produced 48 films in various genres; among
them is the internationally distributed Obama Anak Menteng ('Little
Obama'), the award-winning movie Si Anak Kampoeng ('The Village Boy'),
L4 Lupus, the record breaking movie Dream Obama,[1] I'M STAR, Let's
Play, Ghost, Dorce Vs. Hantu, and documentary film: Gus Dur the Final
Year, Obama and Me, Captain Jihad.
As a photographer, he received two of the highest achievements in
photography: 'Fellowship in Portraiture and Art Photography' from the
Master Photographer Association and many international rewards, such as
'International Master Photographer of the Year.
As a painter, Damien Dematra has produced thousands of sketches and
paintings, among them 365 paintings painted in just one year.
His profile and works have been published by international media such
Time,[2] CNN, The Wall Street Journal, BBC, AP, AFP, Reuters, USA Today,
ABC, NBC, New York, Forbes,[3] Washington Post, Los Angeles Times,
Channel NewsAsia, Al Jazeera TV, NHK Japan, KBS (Korea), TV 3 Malaysia,
Iran TV, etc.
His novels in Indonesian that have been published are: Letters to God
(with people living with lupus), Mahaguru (2nd trilogy of 'New York'),
Samawi (2nd trilogy of 'Moon above Ka’bah'), Obama & Pluralism, Dear
President Obama, Messages to President Obama, Moon above Ka’bah, New
York (1st trilogy), Obama & Me, They Said I’m a Kafir, Mom, I Have to
Go, A Dozen Ramadhan a Year, You Burn I Burn, Yogyakarta, Obama from
Asisi, L4 Lupus, When I Touch the Sky, The Arrow, Little Obama, The
Kampung Boy — a novel based on the life of Buya Ahmad Syafii Maarif, who
received a distinguished award from Ramon Magsaysay Foundation,
Filipina, One Million Prayers for Gus Dur, One Million Hearts for Gus
Dur, Apparently I’m a Muslim, [inspired by music group Debu (originated
from the music group Dust on the Road, USA)], In the Name of Allah I
Became A Terrorist, God Please Don’t Let Us Apart, Soul mate, Angels of
Death, If Only I Could Hear, I Am Who I Am - The story of Dorce,
Kartosoewirjo: a Hero or Terrorist? (a historical novel), Gus Dur,. Two
of his novels that go by other names are The Deadly Dance (by Katyana)
and I Can’t Walk Alone (Mark Andrew).
His coming novels soon to be published are Ibrahim (3rd trilogy of New
York), Jihad (3rd trilogy of Mahaguru), The Death of Sasi and the Life
of Amai, Pluralism Mob, In the Name of Allah, my Son Became a Terrorist
(will be filmed), The 10th Sunan — a comparison novel, Gus Dur and the
Quirky Heroes in an Upbeat Land — a satire, The Wild Woman in Burqa, The
Last Bus, and When God is Playing.
He is the initiator and the national coordinator of the Pluralism Care
Movement and also the chairman of the National Writing Movement group in
Indonesia.
Damien currently holds 13 world records, among them are: as the fastest
writer in the world, writer with fastest novel published, fastest
photographer in the world, fastest painter in the world, writer of the
thickest book in the world, fastest feature movie production in history
from script writing to premiere in 9 days 17 days and 45 minutes.
Damien won hundreds of international awards at various competition &
film festivals in the USA, Europe, and Asia, including best director and
best screenplay.
In year 2011, he established International Film Festivals for Peace,
Inspiration, and Equality (IFFPIE).
In 2012, he established International Film Festival for Environment,
Health, and Culture (IFFEHC), International Film Festival for Comedy,
Romance, and Musical (IFFCRM), and International Film Festival for
Spirituality, Religion, and Visionary (IFFSRV), and become the directors
of the festivals. He is also the founder and director of International
Peace Ambassadors (IPA).
In year 2013, Dematra established a festival alliance program, called
FFA (Film Festivals Alliance) dedicated for all filmmakers.
In 2014, he initiated the People Creative Council together with many
dignitaries, politician, journalists and cultural activists.
In 2015, Dematra won Best Director from American Movie Awards. In 1982,
Steven Spielberg also received the same award. Meryl Streep, Clint
Eastwood, Sally Field also won awards in this festival.
In 2016, Dematra received Best Director in Spain. Dematra also received
White Lion Award from the Kingdom of Tallo. He also received "The Most
Esteemed Member" from the kingdom of Negara, Bali.
In 2017, Dematra broke the record as Best Director two years in a row in
Mountain Film Festival, USA. He also broke the record as The First Asian
Director to receive the title of Best Director.
In 2018 Prince Damien became one of the founders of Visions of Peace; an
initiative to bring peace towards the young generations from the age of
5-18 years old.
In 2019, Prince Damien initiated the Nusantara Peace Day together with
many kings, sultans, royal families and Nusantara Culture Council.
In 2020, Prince Damien initiated the International Culture Day and
Culture for Peace Movement and was launched in the Royal Palace of
Kacirebonan. The movement became viral and 150 countries and kingdoms
have joined ICD justnin several months and earned him respects, honours
and many awards from various country including Mahatma Gandhi Peace
Prize, International Man of Peace, Prince of Peace, Man of Peace of the
Decade, International Man of Tolerance, Man of the Year, Royalty
Achievement Awards, Lifetime Achievement Awards and many more.
In 2021, a prestigious magazine from USA, selected him as Man of the
Year and as cover of the Magazine. He also founded World Peace & Culture
Council.
|