Peluncuran Novel
YOGYAKARTA
Karya DAMIEN DEMATRA
&
JOGJA MOVIE STARS (Ajang Pencarian Bakat)
Damien Dematra bekerja sama dengan PT Jogja Sinema
mengadakan kegiatan yang bertema Jogja Movie Stars. Kegiatan
ini dimulai dengan peluncuran novel Yogyakarta karya Damien
Dematra terbitan Gramedia Pustaka Utama, yang akan
dilanjutkan dengan program Jogja Movie Stars berupa
pencarian bakat/Casting, program Workshop Go to Screen
berupa workshop artis dan crew, produksi, penayangan di
biosko-bioskop, TV, dan distribusi DVD.
Peluncuran novel Yogyakarta, program Jogja Movie Stars, dan
Workshop Go to Screen dilakukan pada tanggal 20 Juli 2010 d
Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, dan diresmikan oleh GKR
Hemas (Ratu Yogyakarta), dan dihadiri oleh Kadin Prop DIY (
Bpk. Edy Purjanto dan Bpk. Ony Febriyanto ), Slamet Raharjo
(Seniman.Budayawan Film & Dewan Juri), Alex Komang (Seniman.Budayawan
Film & Dewan Juri), Hadiartono (Praktisi Senior Perfilman),
Guntur Purnomo Adi (Jogja Film Comission), Nur Ahmad Afandi
(Ketua Kadin Propinsi DIY), Tyas Enka (Konsorsium Film Jogja
PT. Jogja Sinema), Tiara Savitri (Ketua Yayasan Lupus
Indonesia), Indriana P (Gramedia), Direktur Taman Ismail
Marzuki, dan Damien Dematra (Penulis & Sutradara).
Novel & Film Yogyakarta
Yogyakarta mengangkat
tema pluralisme yang dikemas dalam kehidupan para mahasiswa
yang belajar di Yogyakarta yang berasal dari berbagai daerah.
Pada awalnya, empat pemuda dari tanah rantau datang ke
Yogyakarta karena mendapat beasiswa dari Universitas Gajah
Mada dan tinggal dalam lingkungan keraton yang, di rumah
milik Ananda Karmila, seorang janda keraton yang tegas namun
sangat terbuka terhadap perbedaan, yang memiliki seorang
putra bungsu yang pendiam. Seorang muslim yang melihat
ayahnya meninggal dalam konflik Ambon, anak kiai dari
Madura, yang mengalami pergumulan pencarian jalan hidup,
seorang Cina beragama Budha dari Pontianak, seorang kutu
buku sejati dengan masa lalu cinta yang misterius, dan
seorang dari Medan, yang bersuara emas dan terlalu percaya
diri.
Keadaan di rumah kos pria itu menjadi ramai saat Ananda
memutuskan menerima perempuan sebagai anak kosnya, seorang
wanita Katolik yang cantik dan cerdas, dan berlidah tajam
dari Jakarta, yang sedang melarikan diri dengan melakukan
riset tentang keraton agar tidak dinikahkan ayahnya. Konflik
yang dibalut saling pengertian dan kekompakan semakin
mengental saat mereka secara diam-diam bersaing menarik
perhatian Olivia, sementara di lain sisi, masing-masing
berusaha mengurai masalah dan masa lalu mereka mereka
masing-masing, dengan bantuan Ananda.
Jogja Movie Stars
Casting Jogja Movie
Stars akan dimulai setelah Lebaran 2010 di 30 tempat di
Yogyakarta, dan detail tempat casting akan diumumkan di web
Damien Dematra (www.damiendematra.com) pada tanggal 15
September 2010 atau di Group Casting Damien Dematra (Facebook).
Casting ini berlaku untuk semua penduduk Indonesia. Peserta
casting dapat memilih karakter yang disukai di buku
Yogyakarta yang tersedia di seluruh toko buku Gramedia.
Acara ini akan disiarkan secara langsung dan rekaman oleh TV
lokal.
PT. Jogja Sinema
Adalah sebuah
konsorsium perusahaan perfilman di Yogyakarta, yang terdiri
dari beberapa perusahaan yang terdapat dalam satu organisasi
KADIN Proponsi DIY dalam upaya "Membangun Industri Ideal
Perfilman di Yogyakarta", sebuah tekad yang dicanangkan oleh
Sri Sultan HB X beberapa tahun yang lalu untuk mewujudkan
Jogja sebagai Kota Film. PT. Jogja Sinema bertujuan untuk
menjadikan media film sebagai alat untuk mengedukasi
masyarakat akan pentingnya nilai-nilai kemajemukan,
nasionalisme, demokrasi dan nilai-nilai luhur lainnya.
Yogyakarta memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang sangat besar khususnya yang bekaitan dengan
dunia perfilman. District yang pernah menjadi pusat
pemerintahan dan kerajaan ini mencerminkan symbol kemapanan
kebudayaan sejak jaman dahulu kala. Yogyakarta yang juga
merupakan daerah seribu candi memilili koleksi barang-barang
antik, bangunan-bangunan heritage kehidupan social-budaya
yang unik sampai dengan kehidupan modern yang kesemuanya itu
dapat menjadi sumber inspirasi seting dalam sebuah film.
Yogyakarta memiliki lokasi-lokasi syuting yang sangat
menarik dan beragam, selain kekhasan iklim tropis, di
Yogyakarta dapat ditemukan lokasi syuting yang cukup lengkap
berupa pegunungan hutan tropis, pegunungan tandus,
pantai-pantai yang indah, lautan pasir dan kekuatatan
budayanya yang itu semua menjadikan Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai Studio Alam yang sesungguhnya.
Pada awal bulan Januari 2010, Damien Dematra, sebagai
seorang creator, novelis, dan sutradara, berkenalan dengan
Mbak Tyas dan Mas Made, aktivis perfilman di Jogja, yang
kemudian mengantarnya duduk di kantor Gubernur DIY dan
bertatapan langsung dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan
terbangunlah tekad bersama untuk menjadikan Yogyakarta
menjadi kota film dan simbol pluralisme.
|
|
|